Sejarah Kami

Sejarah Kami

 

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (“AMI”) didirikan dengan nama PT Jasapower Indonesia pada tahun 2007. AMI adalah anak perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (“AEI”), grup pertambangan dan energi yang terkemuka di Indonesia dengan rantai pasokan dari hulu ke hilir.

AMI dipersiapkan untuk menjadi pusat aset mineral non-batu bara dan bisnis pengolahan mineral, dan batu bara metalurgi Grup Adaro. Melalui anak perusahaan, AMI memegang lima area konsesi Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara (PKP2B) dengan sumber daya dan cadangan batu bara metalurgi yang besar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Batu bara metalurgi AMI diberi nama "Enviromet", yang disambut dan dikenal baik sebagian besar produsen baja di pasar global.

AMI juga telah memasuki operasi pengolahan mineral sebagai bagian transformasi Grup Adaro menuju bisnis hijau. Melalui anak perusahaannya, yakni PT Kalimantan Aluminium Industry ("KAI"), AMI telah memulai konstruksi smelter aluminium di kawasan industri hijau terbesar dunia yang terletak di Kalimantan Utara. Pada tahap awal, proyek ini diharapkan dapat memproduksi sekitar 500 ribu ton aluminium ingot per tahun, dan akan ditingkatkan hingga mencapai 1,5 juta ton per tahun pada skala penuh. Segmen pengolahan mineral merupakan upaya perusahaan untuk berkontribusi sekaligus menangkap peluang ekonomi hijau Indonesia yang gencar dikembangkan pemerintah.

 

Berikut ini uraian sejarah dan rekam jejak dari AMI dan anak-anak perusahaan:

Tahun
Rekam Jejak

2007

Perseroan didirikan dengan nama PT Jasapower Indonesia.

2010

PT Adaro Energy Indonesia Tbk mengakuisisi 25% kepemilikan di PT Lahai Coal ("LC), PT Maruwai Coal ("MC"), PT Sumber Barito Coal ("SBC"), PT Kalteng Coal ("KC"), dan PT Juloi Coal ("JC").

2015

PT Lahai Coal memproduksi Semi Soft Coking Coal (SSCC) berkualitas tinggi dari tambang Haju dengan produksi pertama sebesar 0,1 juta ton.

2016

PT Adaro Energy Indonesia Tbk mengakuisisi sisa kepemilikan di PT Lahai Coal, PT Maruwai Coal, PT Sumber Barito Coal, PT Kalteng Coal, dan PT Juloi Coal. Sehingga PT Adaro Energy Indonesia Tbk memiliki 99% kepemilikan saham pada anak perusahaan tersebut.

2019

Memulai produksi Hard Coking Coal (HCC) yang dikenal dengan nama Lampunut Hard Coking Coal dan Lampunut Green Coal, melalui PT Maruwai Coal.

2020

PT Maruwai Coal melakukan pengiriman pertama Lampunut HCC pada bulan Mei 2020.

2021

  • PT Jasapower Indonesia mengubah nama menjadi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk.
  • Melalui anak perusahaannya PT Alam Tri Daya Indonesia, Perseroan mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT Lahai Coal, PT Maruwai Coal, PT Sumber Barito Coal, PT Kalteng Coal, dan PT Juloi Coal dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk.

2022

  • PT Adaro Minerals Indonesia Tbk resmi tercatat perdagangannya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Januari 2022.
  • Perusahaan induk Perseroan, PT Adaro Energy Indonesia Tbk merampingkan bisnis-bisnisnya ke dalam tiga pilar pertumbuhan yaitu Adaro Energy, Adaro Minerals, dan Adaro Green. Dengan ini, Perseroan memimpin pilar Adaro Minerals dengan mengelola dan mengkoordinasikan seluruh bisnis Grup Adaro yang berhubungan dengan produk mineral.
  • Perseroan mendirikan PT Adaro Baterai Indonesia (ABI) yang kemudian mengambil alih PT Adaro Indo Aluminium (AIA).
2023
  • AMI mengambil bagian pada penerbitan saham-saham baru PT Alam Tri Cakra Indonesia (ATCI), sehingga memiliki 90,84% kepemilikan saham di ATCI.
  • Pada kuartal kedua tahun 2023, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) memperoleh pendanaan untuk smelter aluminiumnya, yang pada tahap awal memiliki kapasitas produksi sekitar 500 ribu ton aluminium ingot per tahun, dan akan ditingkatkan menjadi 1,5 juta ton per tahun pada kapasitas penuh.