
Perseroan adalah perusahaan induk yang menjalankan kegiatan usaha pertambangan dan perdagangan batu bara metalurgi melalui Perusahaan Anak. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut, Perusahaan Anak mempunyai 5 konsesi tambang PKP2B yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Pada tanggal 31 Agustus 2021, PKP2B tersebut memiliki sumber daya sebesar 980.0 juta ton dan cadangan sebesar 170.7 juta ton batu bara metalurgi yang berkualitas tinggi. Untuk tambang MC yang saat ini aktif, estimasi sumber daya dan cadangan menggunakan data topography 25 Mei 2021. Kelima PKP2B tersebut merupakan bagian dari Cekungan Kutei Atas (Upper Kutei Basin), yang memiliki endapan batu bara metalurgi yang merupakan salah satu area greenfields terbesar secara global.
Pada tahun 2020, Perseroan memproduksi batu bara sebesar 1,88 juta ton, atau 70% di atas produksi pada tahun 2019 yang mencapai 1,1 juta ton. Seluruh batu bara yang diproduksi pada tahun 2020 merupakan batu bara metalurgi jenis HCC dari konsesi Maruwai yang memulai produksi pada tahun 2019. Konsesi Maruwai mengandung batu bara HCC mid-vol kualitas tinggi dengan kandungan abu dan fosfor yang rendah.
Pada periode delapan bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2021, Perseroan telah melakukan penjualan sebanyak 1,43 juta metrik ton batu bara yang dikirim ke pasar internasional meliputi China, India, Jepang dan Indonesia. Perseroan terus mengembangkan pasar batu bara metalurgi dan bermaksud untuk meningkatkan produksinya seiring pertumbuhan penjualan. Di saat yang sama, Perseroan juga terus melakukan investasi pada sarana pendukung dan fasilitas penambangan.
Wilayah Kontrak/Konsesi PKP2B Perseroan
Perseroan melalui Perusahaan Anak memiliki 5 area PKP2B konsesi pertambangan dengan total luas hingga 146.579 hektar:
No |
Perusahaan Anak |
Luas Area |
Lokasi |
Jenis Batu Bara |
Status |
1. |
PT Lahai Coal (LC) |
46.620 |
Kalteng dan Kaltim |
Green coal |
Telah beroperasi |
2. |
PT Maruwai Coal (MC) |
24.990 |
Kalteng dan Kaltim |
Hard coking coal and Green Coal |
Telah beroperasi |
3. |
PT Kalteng Coal (KC) |
24.988 |
Kalteng |
Metallurgical coal |
Belum beroperasi |
4. |
PT Sumber Barito Coal (SBC) |
24.993 |
Kalteng |
Metallurgical coal |
Belum beroperasi |
5. |
PT Juloi Coal (JC) |
24.988 |
Kalteng |
Metallurgical coal |
Belum beroperasi |
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah mengoperasikan dua PKP2B, yaitu Lahai Coal dan Maruwai Coal. Lahai Coal telah memproduksi batu bara sejak tahun 2015 dan memproduksi batu bara green coal. Sedangkan, Maruwai Coal telah memproduksi batu bara HCC serta green coal sejak tahun 2019 dan melakukan shipment pertama pada tahun 2020.
Sementara itu, tiga wilayah PKP2B Perusahaan Anak (Kalteng Coal, Sumber Barito Coal dan Juloi Coal) masih memerlukan eksplorasi lanjutan. Secara indikatif, wilayah tersebut menunjukan Perseroan merupakan salah satu perusahaan yang memiliki area greenfields terbesar di wilayah Kalimantan Tengah untuk komoditas batu bara metalurgi.
Sumber Daya dan Cadangan Batu Bara
Berikut ini adalah tabel sumber daya dan cadangan batu bara di lima wilayah PKP2B yang dimiliki oleh Perseroan berdasarkan pemutakhiran laporan estimasi sumber daya dan cadangan batu bara yang dilakukan oleh konsultan independen PT Quantus Consultants Indonesia pada bulan Agustus 2021 dengan menggunakan kaidah-kaidah dalam Kode JORC 2012.
Sumber daya
Informasi berikut adalah sumber daya batu bara Perseroan yang didasarkan dari informasi yang dikompilasi oleh Sigit Hardjanto, tenaga kompeten sumber daya PT Quantus Consultants Indonesia, anggota AusIMM dan CPI PERHAPI. Estimasi sumber daya batu bara yang diklasifikasikan dalam Sumber daya Terukur (Measured), Tertunjuk (Indicated), dan Tereka (Inferred) disajikan dalam tabel berikut ini:
Perusahaan/Lokasi |
Total Sumberdaya Batubara |
Terukur |
Tertunjuk |
Tereka |
Compliance |
LC - Haju |
4.4 |
3.8 |
0.4 |
0.1 |
JORC |
MC - Lampunut |
105.4 |
98.4 |
6.9 |
0.2 |
JORC |
JC - Juloi North West |
629.8 |
- |
269.6 |
360.3 |
JORC |
JC - Bumbun |
174.5 |
60.4 |
57.8 |
56.4 |
JORC |
KC - Luon |
50.9 |
24.7 |
19.3 |
6.9 |
JORC |
SBC |
15.0 |
6.5 |
6.5 |
2.0 |
JORC |
Total |
980.0 |
193.8 |
360.5 |
425.7 |
Cadangan
Informasi berikut adalah cadangan batu bara Perseroan yang didasarkan dari informasi yang dikompilasi oleh Jimmy Gunarso, tenaga kompeten cadangan PT Quantus Consultants Indonesia, anggota AusIMM dan CPI PERHAPI. Estimasi cadangan batu bara yang diklasifikasikan dalam Cadangan Terbukti (Proved) dan Terkira (Probable) ditampilkan dalam tabel berikut ini:
Perusahaan/Lokasi |
Total Cadangan |
Terbukti |
Terkira |
Compliance |
LC - Haju |
2.3 |
2.3 |
0.03 |
JORC |
MC - Lampunut |
89.6 |
81.2 |
8.4 |
JORC |
JC - Bumbun |
55.5 |
- |
55.5 |
JORC |
KC - Luon |
17.7 |
- |
17.7 |
JORC |
SBC |
5.6 |
- |
5.6 |
JORC |
Total |
170.7 |
83.4 |
87.2 |
Operasi dan Proses Penambangan
Perseroan menggunakan metode penambangan tambang terbuka untuk menambang batu bara di wilayah kontrak/kuasa pertambangannya. Berikut adalah proses penambangan yang dilakukan oleh Perseroan pada umumnya:
Sumber: Perseroan
Perencanaan tambang meliputi rencana strategis hingga rencana kerja jangka pendek bulanan, mingguan dan harian. Perencanaan tambang berisi rencana kerja dan rencana alur batu bara dimulai dari lokasi penambangan hingga ke lokasi pengapalan.
Pengolahan batu bara meliputi penghancuran dan atau pencucian untuk mencapai ukuran dan kualitas yang ditentukan dalam spesifikasi produk penjualan.
Batu bara tertambang diangkut menggunakan kombinasi truk dan tongkang menuju lokasi intermediate stockpile sebelum dibawa ke lokasi pengapalan, atau langsung ke lokasi pengapalan.
Batu bara dimuat ke dalam kapal melalui bongkar muat langsung dari tongkang di Taboneo atau melalui bongkar muat di terminal batu bara di IBT yang berada di Pulau Laut Selatan.
Produk Perseroan
Batu bara metalurgi
Batu bara metalurgi yang telah diolah menjadi kokas merupakan komoditas utama dalam industri baja. Untuk mengolahnya, batu bara metalurgi dicampur untuk mencapai kualitas yang diinginkan, kemudian dihancurkan hingga ukuran 3mm dan dimasukkan ke dalam oven kokas yang dikarbonisasi pada suhu 1.100 derajat Celcius. Selama karbonisasi, komponen batu bara tertentu terikat dan membentuk kokas, yaitu bahan berpori yang keras dari karbon yang hampir murni. Kokas yang berkualitas baik memiliki sifat kuat dan keras, berpori, kandungan karbon tinggi dan tingkat impurities yang rendah.
Batu bara metalurgi dijual ke produsen baja untuk digunakan dalam pembuatan pig iron/baja. Produsen baja mengubah batu bara menjadi kokas dalam oven kokas, kemudian memasukkan kokas ke blast furnace bersamaan dengan bijih besi dan fluks.
Jenis batu bara metalurgi yang dimiliki oleh Perseroan adalah sebagai berikut:
Batu bara HCC merupakan cadangan mayoritas yang dimiliki oleh Perseroan. Batu bara HCC milik Perseroan memiliki kadar abu dan fosfor rendah, kandungan zat terbang (volatile matter) yang sedang hingga tinggi dan kandungan sulfur rendah hingga moderat. Batu bara HCC memiliki nilai pakai (value-in-use) yang tinggi dibandingkan dengan jenis batu bara lainnya.
Semi hard coking coal memiliki nilai RoMax yang berbeda dengan HCC. Jika dilihat dari kekuatan kokas yang dihasilkan, SHCC menghasilkan kekuatan kokas yang lebih rendah dibandingkan dengan HCC sehingga nilai pakainya (value-in-use) cenderung lebih rendah dari HCC.
Green coal merupakan batu bara yang ditemui pada lokasi PKP2B miliki Perseroan dengan nilai Crucible Swelling Number (CSN) yang lebih rendah dibandingkan dengan HCC dan SHCC. Berdasarkan karakteristik dan kualitasnya, Green coal terdiri atas Semi Soft Coking Coal dan Pulverized Coal Injection.
SSCC merupakan batu bara kokas dengan kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan HCC. Batu bara SSCC perseroan memiliki kandungan abu rendah, kandungan zat terbang (volatile matter) dan kandungan sulfur moderat. Batu bara SSCC digunakan juga dalam industri pengolahan baja sebagai pencampur dengan batu bara HCC.
PCI digunakan dalam proses pembuatan besi baja, proses sintering, peleburan (smelting), dan untuk diinjeksikan ke dalam tungku untuk mengurangi penggunaan kokas.
Metallurgical coal |
|
Rantai Pasokan, Infrastruktur dan Fasilitas Produksi Batu Bara Perseroan
Rantai pasok dari produk Perseroan untuk batu bara Maruwai Coal dimulai dari transportasi batu bara dari fasilitas Coal Handling and Preparation Plant (“CHPP”) menggunakan hauling truck dengan kapasitas 30 metrik ton hingga 40 metrik ton. Lampunut CHPP milik Perseroan dapat mencapai produksi hingga 600 ton per jam, menjadikan salah satu fasilitas CHPP terbesar di Indonesia. Setelah diproses, batu bara Perseroan diangkut ke dermaga terdekat, yaitu Port Tuhup, sepanjang 76 Km dari stockpile Lampunut CHPP. Sedangkan batu bara Lahai Coal, diangkut menggunakan hauling truck dari run of mine (“ROM”) stockpile ke Port Tuhup sepanjang 44 Km.
Batu bara Port Tuhup yang memiliki barge loading conveyor dengan kapasitas 700 ton per jam dan dimuat ke tongkang yang memiliki kapasitas antara 3.300 metrik ton hingga 4.800 metrik ton. Pada saat batu bara hendak dimuat, dilakukan pengambilan sampel secara otomatis di conveyor belt, untuk kemudian diuji kualitasnya di laboratorium di Port Tuhup. Kemudian, batu bara dibawa ke Intermediate Stock Pile (“ISP”) yang terletak di Teluk Timbau sebelum dikapalkan ke transshipment point. Dibutuhkan dua sampai tiga hari untuk mengapalkan batu bara dari Port Tuhup hingga ke ISP di Teluk Timbau. ISP di Teluk Timbau dapat menampung batu bara hingga 100.000 ton yang dilengkapi oleh magnet dan metal detector untuk memisahkan residu baja serta fasilitas laboratory on-site untuk memonitor kualitas batu bara. Keberadaan ISP tersebut membantu keandalan pasokan ke pelabuhan muat dengan mempercepat cycle time dan adanya risiko keterbatasan pasokan di area Upper Cycle Barges (Port Tuhup ke ISP) yang dapat disebabkan tinggi air atau lebar sungai yang tidak aman untuk pengapalan. Di ISP, batu bara dimuat ke tongkang yang lebih besar dengan ukuran 10.000 DWT sebelum dikapalkan ke Pelabuhan Muat. Dalam keadaan dimana ISP telah penuh, tongkang yang dimuat di Port Tuhup dapat langsung menuju ke transshipment point di Taboneo untuk ditransfer ke ukuran tongkang yang lebih besar (barge to barge transfer).
Pada transshipment point, Perseroan melaksanakan bongkar muat batu bara di area labuh jangkar Taboneo untuk memenuhi pengiriman batu bara ke kapal. Selain itu, Perseroan juga bekerjasama dengan perusahaan afiliasi yaitu, PT Indonesia Bulk Terminal, di Pulau Laut Selatan yang memiliki kapasitas bongkar muat batu bara hingga 12 juta ton dalam satu tahun dan menyediakan fasilitas yang dapat memuat kapal hinga 80.000 DWT dalam waktu kurang dari dua hari. Alokasi stockpile IBT yang diperuntukkan bagi Perseroan saat ini dapat menampung batu bara sebesar 320.000 ton batu bara. Selain itu, IBT juga memiliki fitur yang dapat membantu pendeteksian dan pemisahan kontaminan logam dalam batu bara sebelum dimuat ke kapal. Dengan fasilitas yang dimiliki dan dikerjasamakan oleh perusahaan afiliasi ini, Perseroan dapat mengurangi dan menghemat biaya logistik batu bara.
Fasilitas Transshipment dan Pemuatan Kapal [
Perseroan mengembangkan model rantai pasokan untuk mencapai volume produksi yang lebih tinggi dengan menambahkan ISP baru dan fasilitas transshipment tongkang kecil ke tongkang besar menggunakan floating crane. Fasilitas transshipment dan pemuatan kapal yang digunakan adalah sebagai berikut:
Aktivitas barge-to-barge transfer merupakan pemindahan batu bara dari tongkang kecil ukuran 4.000 DWT ke tongkang besar ukuran 10.000 DWT – 15.000 DWT yang saat ini dilakukan di Taboneo. Aktivitas ini bertujuan untuk mengurangi waktu siklus tongkang (barge cycle time) yang membawa batu bara dari Muara Tuhup ke IBT dan untuk mengurangi antrian tongkang di IBT, Pemindahan batu bara dari tongkang kecil ke tongkang besar dilakukan dengan menggunakan floating crane dengan loading rate sebesar 20.000 ton per hari. Jumlah floating crane yang dialokasikan untuk melakukan barge-to-barge transfer adalah sebanyak tiga floating cranes, sehingga total kapasitasnya 60.000 ton per hari. Tongkang besar ukuran 10.000 DWT – 15.000 DWT kemudian membawa batu bara ke IBT.
Barge-to-vessel transfer dilakukan untuk memindahkan batu bara dari tongkang kecil maupun tongkang besar ke dalam kapal (vessel) dengan menggunakan floating crane atau crane milik kapal. Untuk kapal tanpa crane atau gearlessvessel, barge-to-vessel transfer dilakukan menggunakan floating crane, sedangkan untuk kapal self geared, kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan crane milik kapal. Floating crane yang digunakan Perseroan memiliki kapasitas pembongkaran dan pemuatan yang bervariasi antara 20.000 ton per hari hingga 35.000 ton per hari. Untuk kapal yang memiliki crane (self-geared vessel), kapasitas pembongkaran dan pemuatan bergantung kepada ukuran kapal dan kinerja crane yang dimiliki. Pemuatan batu bara ke kapal yang memiliki crane (self-geared vessel) didukung oleh tenaga kerja bongkar muat yang berada di bawah PT Puradika Bongkar Muat Makmur (PBMM), yang merupakan Perusahaan Anak PT Adaro Logistics.
PT Indonesia Bulk Terminal (IBT) yang dimiliki oleh pihak terafiliasi memiliki kapasitas hingga 12 juta ton per tahun dan menyediakan fasilitas yang dapat memuat kapal hingga 80.000 DWT. IBT merupakan perlabuhan yang digunakan untuk mengoptimalkan rantai pasok Perseroan melalui fasilitas stockpile batu bara. Saat ini, Perseroan memiliki empat area stockpile batu bara dengan total kapasitas 320.000 ton. Pemuatan batu bara di IBT menggunakan sistem conveyor dengan kecepatan pemuatan rata-rata 2.000 ton per jam hingga 2.200 ton per jam, sedangkan kecepatan maksimum pemuatan adalah 3.000 ton per jam. IBT berlokasi di Pulau Laut di pesisir tenggara Kalimantan Selatan.
Perseroan meyakini bahwa Perseroan memiliki keunggulan kompetitif sebagai berikut:
Produk batu bara berkualitas dengan kadar abu dan fosfor yang sangat rendah merupakan keunggulan produk Perseroan. Kadar abu yang sangat rendah menguntungkan bagi pelanggan Perseroan karena mengurangi waste dan mengurangi emisi karbon dalam proses produksi pig iron atau besi baja, sedangkan fosfor yang sangat rendah dapat meningkatkan kekuatan produk baja yang dihasilkan.
Selain itu, kadar vitrinite pada batu bara Perseroan merupakan salah satu yang tertinggi di dunia yang menunjukkan bahwa produk batu bara Perseroan dapat bereaksi dengan baik ketika digunakan dan memiliki sifat-sifat reaktivitas dan plastisitas yang sangat baik ketika dicampur dengan batu bara lainnya. Kadar sulfur batu bara Perseroan pada tingkat moderat yaitu pada 0,4% sampai 1,0%. Untuk menjamin kualitas produknya, Perseroan melakukan kontrol kualitas dengan seksama.
Saat Prospektus ini diterbitkan, batu bara Lampunut milik Perusahaan Anak MC merupakan batu bara HCC pertama dan satu-satunya di Indonesia. Berdasarkan laporan dari IHS Markit, sementara pekerjaan pembangunan terus berlanjut di tambang HCC milik Bumi Barito Mineral, hingga produksi di sana meningkat, Lampunut adalah satu-satunya tambang HCC di Indonesia. Bahkan setelah pembangunan pada tambang Bumi Barito Mineral selesai dikembangkan, MC akan tetap menjadi tambang HCC terbesar di Indonesia.
Perseroan memulai produksi batu bara HCC sejak tahun 2019 dengan dimulainya operasi penambangan dari salah satu Perusahaan Anak yaitu MC yang terletak di Kalimantan Tengah. MC mencatatkan produksi sebesar 0,17 juta ton batu bara HCC pada tahun 2019 dan 1,88 juta ton pada tahun 2020.
Berdasarkan laporan IHS Markit, di antara proyek greenfield batu bara metalurgi yang certain, probable dan possible, tambang area Barat milik Perusahaan Anak KC, SBC dan JC merupakan salah satu proyek greenfield terbesar di dunia dengan asumsi kapasitas mencapai 10 juta ton per tahun. Keberadaan batu bara di kelima wilayah PKP2B telah teridentifikasi dengan baik melalui pemetaan geologi yang cukup masif baik secara regional maupun detil. Program pengeboran regional (wide-spaced drilling) mengkonfirmasi keberadaan lapisan-lapisan batu bara utama di wilayah PKP2B.
Keberadaan endapan batu bara di wilayah ini merupakan endapan-endapan batu bara yang dipisahkan oleh area tanpa batu bara yang diakibatkan oleh erosi maupun faktor geologi lain seperti patahan.
Tingkat kematangan eksplorasi (exploration maturity) dari sisi luas wilayah yang terkonversi menjadi sumber daya dan cadangan relatif masih kecil dibandingkan keseluruhan wilayah dengan potensi endapan batu bara yang ada. Program eksplorasi lanjutan dipercaya akan menambah sumber daya dan cadangan di kelima wilayah PKP2B sekaligus mengidentifikasi dan memitigasi risiko geologi berkaitan dengan keberadaan intrusi batuan beku dalam pengaruhnya terhadap kualitas batu bara, terutama di wilayah bagian Barat PKP2B. Program ekplorasi lanjutan ini juga bertujuan untuk meningkatkan klaifikasi Sumber daya batu bara yang mayoritas saat ini berada pada status tertunjuk (indicated) dan tereka (inferred) menjadi sumber daya terukur (measured), yang selanjutnya dapat ditingkatkan menjadi cadangan terkira (probable) atau cadangan terbukti (proved).
Perseroan dikelola oleh tim manajemen dan insinyur Adaro yang berpengalaman dengan rekam jejak yang telah terbukti dalam menciptakan nilai berkelanjutan. Perseroan selalu berkomitmen dengan rencana dan strategi Perseroan, hal ini dapat terlihat dari penjualan Lampunut yang mencapai 1 metrik ton pada produksi tahun pertama. Lampunut HCC juga diterima dengan baik di banyak negara dan sudah dikenal oleh hampir semua produsen baja. Ke depannya Perseroan memiliki rencana yang solid untuk mengembangkan empat konsesi lainnya milik Perseroan yang berdekatan dan menjadi salah satu produsen batu bara coking coal terbesar di dunia.
Berikut ini merupakan ilustrasi grafik biaya penambangan batu bara kokas keras yang menggambarkan posisi Perseroan dibandingkan dengan produsen batu bara HCC di dunia:
Source : IHS Markit
Dapat dilihat pada grafik tersebut, biaya penambangan batu bara HCC Perseroan berada pada kuartil pertama, artinya jika terjadi tekanan harga yang cukup kuat, maka batu bara Perseroan akan menjadi salah satu yang terakhir bertahan di pasar metalurgi.
Selain itu, Perseroan didukung dengan rantai pasokan yang terintegrasi dari Adaro Logistics dan Adaro Mining Services yang sangat efisien sehingga memungkinkan Perseroan untuk menyediakan pasokan yang dapat diandalkan. Perseroan juga menggunakan ISP yang dapat mengurangi risiko gangguan pasokan dan mampu meningkatkan produksi tahunan menjadi lebih baik lagi.
Perseroan terus berkomitmen kepada lingkungan hidup dan komunitas. Perseroan memiliki beberapa program CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu pendidikan, ekonomi, pembangunan, kesehatan, peningkatan lingkungan dan pengayaan sosial budaya. Perseroan juga memiliki program lingkungan, yaitu pemantauan dampak yang dapat ditimbulkan kepada tanah, udara,air dan keanekaragaman hayati. Lembaga Pemeringkat MSCI yang mengukur ketahanan perusahaan terhadap risiko jangka panjang, lingkungan, sosial dan tata kelola (Environmental, Social and Governance atau “ESG”) telah meningkatkan peringkat PT Adaro Energy Tbk menjadi BB, dengan alasan peningkatan yang signifikan dalam praktik tata kelola. PT Adaro Energy Tbk saat ini sedang mengeksplorasi berbagai cara untuk mencapai netral karbon (net-zero carbon emission).
Proses pengendalian mutu Perseroan dilakukan untuk memastikan kualitas batu bara sesuai dengan ketentuan spesifikasi yang tertera dalam kontrak jual beli. Perseroan memiliki laboratorium on-site untuk memantau kualitas dengan parameter, antara lain kelembaban (moisture), kadar abu (ash), zat terbang (volatile matter), total sulfur, fluiditas (fluidity), analisa kimia abu (ash chemistry), analisis ukuran ( particle size distribution), Crucible Swelling Number (CSN).
Pengendalian mutu batu bara Perseroan dilakukan oleh pelaksana pemercontohan (sampling) dan analisis laboratorium terkemuka di Indonesia yaitu PT Geoservices.