Manajemen Risiko

 

Bisnis PT Adaro Minerals Indonesia Tbk ("Perusahaan") terdiri dari berbagai aspek yang mengandung risiko. Risiko-risiko ini harus dikelola secara terstruktur dan konsisten dengan melibatkan dan mendapat dukungan dari setiap lini dalam perusahaan agar dapat memastikan manajemen risiko yang efektif, demi melindungi keberlanjutan perusahaan dan menciptakan nilai bagi kepentingan pemegang saham. Penciptaan nilai dicapai dengan adanya keputusan manajemen yang jelas di semua bidang kegiatan entitas, dari penetapan strategi hingga operasi.

Direksi Perusahaan berpendapat bahwa Perusahaan harus memiliki sistem dan prosedur manajemen risiko guna memitigasi risiko bisnis utama dan membantu pencapaian tujuan strategis. Manajemen risiko yang baik akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk:

  1. Menangani potensi kejadian di masa depan yang dapat menciptakan ketidakpastian secara efektif.
  2. Bersikap responsif untuk mengurangi kemungkinan kerugian dan meningkatkan keuntungan.
  3. Mengkomunikasikan penciptaan nilai, keberlanjutan program dan sasaran kepada para pemangku kepentingan, dan mengeksekusinya, dengan jelas.

 

Perusahaan menerapkan manajemen risiko untuk memitigasi faktor risiko yang dihadapi sebagai berikut:

  • Untuk menghadapi risiko terhadap pelaporan estimasi sumberdaya dan cadangan yang tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya, Perusahaan melakukan program eksplorasi berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman terhadap kondisi dan tingkat keyakinan geologi, melakukan kajian lebih detil aspek teknis penambangan dan ekonomi sehingga mampu memberikan estimasi perhitungan sumberdaya dan cadangan yang lebih akurat.
  • Untuk menghadapi risiko geologi terhadap kegiatan penambangan, Perusahaan melakukan pengumpulan informasi geologi secara berkelanjutan baik sebelum maupun selama kegiatan penambangan untuk pemutakhiran model geologi dengan dilakukannya pengambilan contoh/analisa kualitas, pengambilan data survei dan kegiatan pemboran infill.
  • Untuk menghadapi risiko logistik, Perusahaan menggunakan intermediate stockpile agar batu bara dapat dikirim secepatnya dari upper cycle yang memiliki kedalaman air terbatas, kemudian batu bara akan diangkut menggunakan tongkang yang lebih besar dari intermediate stockpile.
  • Untuk menghadapi risiko sosial, Perusahaan melakukan pendekatan dan komunikasi yang konstruktif secara intensif dengan para stakeholders dengan membuat program pengembangan dan perberdayaan masyarakat yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta menerapkan pola pengamanan yang terintegrasi di area operasi perusahaan.
  • Untuk menghadapi risiko yang muncul dalam pemuatan batu bara, kegiatan operasional dilaksanakan sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan untuk mengurangi keberadaan kontaminan dan faktor lainnya yang bisa mengganggu operasional, tersedianya tenaga ahli dalam pemeliharaan fasilitas, dukungan ketersediaan suku cadang, jaminan keamanan fasilitas dengan pembatasan akses dari pihak yang tidak berkepentingan termasuk pihak luar perusahaan, koordinasi Perusahaan Anak dengan pihak pengguna sungai lainnya dalam pengaturan lalu lintas dan keselamatan kerja di area terminal batu bara.
  • Untuk menghadapi risiko kinerja CHPP, Perusahaan melakukan pengumpulan informasi untuk lebih mengenal karakteristik batu bara tertambang, penerapan good mining practice serta pemilihan kontraktor kompeten dalam proses penambangan serta kajian untuk penentuan design CHPP yang sesuai dengan karakteristik batu bara, dan juga dukungan tenaga ahli dalam mengoperasikan dan pemeliharaan alat.
  • Untuk menghadapi risiko bencana alam, iklim dan kecelakaan terhaadap kegiatan operasional, Perusahaan membuat sistem dan melakukan pengawasan untuk mewujudkan terciptanya kondisi kerja yang aman dan tindakan yang aman saat melakukan pekerjaan. Perusahaan juga memiliki Emergency Response Team (EMT) dalam penanganan suatu kondisi bahaya berupa bencana alam dan perubahan iklim.
  • Untuk menghadapi risiko pandemi dan wabah penyakit yang berpotensi membahayakan jiwa dan berdampak negatif, Perusahaan menerapkan pengawasan dan pelaksanaan protokol mempertimbangkan standar kesehatan dalam proses keluar masuk karyawan ke wilayah kerja Perusahaan anak, dukungan fasilitas kesehatan dan akomodasi serta fasilitas pendukung lainnya untuk penanganan pandemi yang efektif.
  • Untuk menghadapi risiko sumberdaya manusia, Perusahaan memiliki program pelatihan dan pengembangan tenaga kerja untuk memenuhi pencapaian standar kualitas yang diperlukan, adanya program retensi untuk menghindari kehilangan tenaga ahli berkualitas. Program retensi yang baik dan paket kompensasi yang kompetitif diyakini akan mampu menjaga hubungan yang baik dan menunjang keberhasilan Perusahaan dengan dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas.
  • Dalam menghadapi dekarbonisasi terkait perubahan iklim, Perusahaan membuat roadmap keberlanjutan untuk mencapai bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam jangka menengah, Perusahaan juga memungkinkan adanya pengembangan bisnis dan penyerapan karbon. Manajemen Perusahaan akan terus memonitor perkembangan teknologi, kebijakan lingkungan dan komunitas untuk mengidentifikasi dan menerapkan langkah yang efisien dan akurat dalam menanggapi perubahan iklim.
  • Dalam memperoleh, mempertahankan dan memperbaharui dan memperbaharui segala perizinan dan persetujuan yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku, Perusahaan akan mengikuti setiap tahapan dan memenuhi segala ketentuan yang berlaku untuk pembaharuan perizinan sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan untuk memastikan tidak adanya gangguan dalam keberlangsungan operasi. Perusahaan juga memonitor setiap perubahan dari perundang-undangan secara berkala.
  • Dalam menghadapi risiko ketergantungan terhadap Perusahaan Anak, Perusahaan memonitor kinerja seluruh Perusahaan Anak dengan melakukan pertemuan secara berkala untuk membahas permasalahan, perkembangan dan rencana Perusahaan Anak ke depan yang bersangkutan agar kinerja keuangan Perusahaan Anak meningkat.
  • Untuk menghadapi risiko ketergantungan terhadap kontraktor, Perusahaan menggunakan kontraktor penambangan dan penongkangan besar dan terkemuka serta menjalin hubungan yang erat dengan para kontraktor.
  • Dalam menghadapi risiko investasi, perusahaan melakukan pengkajian yang mendalam dan komprehensif. Selain itu, Perusahaan memastikan bahwa investasi yang dilakukan sesuai dengan kapasitas Perusahaan dan pertumbuhan bisnis Perusahaan dalam jangka panjang.
  • Dalam menghadapi risiko pemutusan kontrak dikarenakan perubahan kebijakan negara pengimpor, Perusahaan menerapkan strategi pemasaran dengan memperkuat portfolio negara tujuan ekspor. Perusahaan tidak memiliki ketergantungan terhadap satu pelanggan, melainkan penjualan Perusahaan terdistribusi dengan baik kepada Perusahaan pembeli blue-chip.
  • Dalam hal keandalan operasional dengan lokasi yang berada di daerah terpencil, Perusahaan mengantisipasi dengan mengadakan intermediate stockpile dan pengembangan strategi logistik lainnya, seperti barge-to-barge transfer yang akan dilakukan di Sungai Barito bagian yang menuju ke hulu. Perusahaan juga terus mempertimbangkan opsi rantai suplai lainnya untuk meningkatkan keandalan dan meningkatkan efisiensi logistik.

 

Perusahaan telah secara efektif menerapkan manajemen risiko dan secara konsisten mengikuti prinsip fundamental dari manajemen risiko.

Sebagai bagian dari Grup PT Adaro Energy Indonesia Tbk (“Grup Adaro”), Perusahaan mengikuti Kebijakan Manajemen Risiko Grup Adaro yang menunjukan komitmen Grup Adaro dalam mengintegrasikan manajemen risiko. Kebijakan Manajemen Risiko Grup Adaro dapat diakses melalui link berikut di sini.